Wawancara Kerjamu Masih Gagal, Cobalah Berbisnis. Ya, sebagian orang mungkin memang tidak ditakdirkan bekerja dengan layak. Tapi bukan berarti kita tidak bisa berkreasi untuk mendapatkan penghasilan yang layak seperti orang yang sudah bekerja. Selain itu, ada juga bidang pekerjaan yang disebut freelancer memang banyak yang menyebutnya sebagai pekerja serabutan atau proyekan. Tapi jangan anggap sebelah mata. Sebagian besar malah bisa berpenghasilan lebih besar dari pada mereka yang telah bekerja secara tetap. Untuk itulah, jangan bersedih hati dalam mencapai suksesmu sendiri.
Tapi perlu juga diperhatikan. Saat wawancara kerjamu masih gagal, berarti saat kamu menjadi bos di bisnismu sendiri nanti, kamu juga harus merekrut karyawan untuk bekerja di bisnismu, perusahaanmu, tokomu, dan sebagainya. Artinya kamu setidaknya memahami cara rekrutmen sederhana yaitu dari wawancara kerjanya. Pertama tentu rasa nyaman dan percaya diri. Nyaman darimu untuk melihat calon karyawanmu apakah dia cukup percaya diri dalam menjawab setiap pertanyaan yang kamu ajukan atau tidak. Penting karena jika tidak percaya diri berarti dia tidak siap. Bisa jadi saat kamu memutuskan untuk menerimanya dan memintanya bekerja keesokan harinya, dirinya malah mundur.
Kedua tentu pengetahuan. Mereka yang tidak tahu apa-apa dalam bidang bisnis kerjamu cukup merepotkan untuk dididik kembali. Sehingga mencari calon karyawan untuk bisnismu tetap butuh karyawan yang berintelektual. Dalam wawancara kerja cobalah untuk bertanya apakah dia mengerti seputar industri yang kamu miliki. Minta untuk jelaskan semua yang dia ketahui. Dari situ kita bisa melihat kecakapan pengetahuannya. Dari situ juga kita bisa mencoba untuk mengetahui kejujurannya. Karena bagi mereka yang jujur tidak tahu akan menjawab tidak tahu. Tapi yang jujur tahu, dia akan menjawab lebih banyak dari yang kamu perkirakan.
Ketiga tentu agar wawancara kerja untuk merekrut calon karyawan baru tidak mengalami kendala masih gagal, perlu untuk menjelaskan sejelas-jelasnya pada calon karyawan apa saja yang akan didapatnya dan yang tidak didapatnya. Misalnya saja, kenaikan gaji akan didapatkannya. Tapi jenjang karir belum tentu mengingat divisi yang ditawarkan dalam lowongan kerja belum memungkinkan untuk jenjang karir. Kemudian jelaskan adanya tunjangan. Seperti tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan, asuransi, dana pensiun, dan sebagainya. Banyak karyawan berprestasi, unggul, keluar dari bisnis bosnya lantaran ketidakjelasan hal ini. Kalau kamu sudah punya pihak HRD, minta pada mereka menjelaskan pada karyawan.
Sekiranya itulah yang perlu diperhatikan untuk merekrut calon karyawan agar tidak banyak bibit unggul bagus keluar dari bisnismu karena banyak faktor yang tidak penting. Terutama wawancara kerjamu masih gagal akan banyak menghabiskan biaya perekrutan karyawan nantinya.
tasapreciacao
Saturday, July 11, 2015
Friday, July 3, 2015
Kita Akan Menemukan Banyak Cinta yang Tidak Berjodoh
ketika cinta tidak berjodoh, apa yang terjadi? Repot. Jelas. Nangis guling-guling. Apalagi. Malahan merasa dendam dan mengumpat-umpat pada mantan. Waduh. Tunggu dulu. Kita akan menemukan banyak cinta yang tidak berjodoh. Itu faktanya. Tidak ada seorang pun yang jelas secara nyata, lahir kedunia, mengenal lawan jenisnya, langsung merasa berjodoh, dan benar-benar berjodoh. Kalau itu yang terjadi, semua juga mau. Nyatanya kan tidak demikian.
Sejak sekolah, kita belajar cinta. Dari sekedar cinta monyet, sampai jadi playboy/playgirl. Dari yang cuma teman tapi mesra, sampai hubungan tanpa status. Dari yang cuma adek-kakak sampai yang secret admirer. Karena manusia itu unik. Mampu menerjemahkan perasaan cintanya menjadi berbagai macam transaksional yang menurutnya nyaman. Dari pada ditolak menjadi pacar, lebih baik adek-kakak aja. Itu transaksional namanya. Cinta juga, walau lebih banyak makan hatinya tentunya. Jadi harus bagaimana dong?
Memahami dan memaklumi. Bahkan yang tidak pernah pacaran sekalipun sampai ke pernikahan pakai taaruf, dipastikan dia pernah merasa kecewa memendam cinta yang tak terucap selama sekolah, kuliah, atau kerja. Hingga menemukan tambatan hati dengan metode taaruf yang mana mengajarkan untuk menyatakan saja cinta, lalu dihalalkan dengan pernikahan. Jika dia sendiri tidak pernah merasa gagal mencintai, tentu ke jenjang pernikahan pun tak bisa. Kenapa? Karena dia akan ragu memahami apakah cinta benar yang dirasanya saat ingin menikah atau tidak. Cinta sebenarnya sederhana, ingin sama-sama bahagia. Sudah itu saja. Sehingga keraguan seseorang ingin menikah nanti dikarenakan dia tidak yakin pasangannya adalah cintanya, atau dia masih terkenang dan ingin menikah dengan cinta yang lain (entah itu cinta lama atau cinta yang baru ditemuinya lagi).
Maklumi saja, tapi juga jangan jadi pengumbar cinta. Ketika cinta tidak berjodoh ya sudah mau diapakan lagi. Mau menyabotase pernikahan mantan? atau menyabotase pernikahan cinta bertepuk sebelah tangan? Bisa-bisa kita digelandang ke kantor polisi. Hehe. Jadi sudah jelas kan? Kenapa tidak harus ambil pusing dengan cinta yang tidak berjodoh? Hidup hanya sekali. Bahagia juga kalau bisa gampang kenapa dibuat sulit. Jadi, biarlah dirimu menjalani cinta yang jatuh bangun itu apa adanya.
Sejak sekolah, kita belajar cinta. Dari sekedar cinta monyet, sampai jadi playboy/playgirl. Dari yang cuma teman tapi mesra, sampai hubungan tanpa status. Dari yang cuma adek-kakak sampai yang secret admirer. Karena manusia itu unik. Mampu menerjemahkan perasaan cintanya menjadi berbagai macam transaksional yang menurutnya nyaman. Dari pada ditolak menjadi pacar, lebih baik adek-kakak aja. Itu transaksional namanya. Cinta juga, walau lebih banyak makan hatinya tentunya. Jadi harus bagaimana dong?
Memahami dan memaklumi. Bahkan yang tidak pernah pacaran sekalipun sampai ke pernikahan pakai taaruf, dipastikan dia pernah merasa kecewa memendam cinta yang tak terucap selama sekolah, kuliah, atau kerja. Hingga menemukan tambatan hati dengan metode taaruf yang mana mengajarkan untuk menyatakan saja cinta, lalu dihalalkan dengan pernikahan. Jika dia sendiri tidak pernah merasa gagal mencintai, tentu ke jenjang pernikahan pun tak bisa. Kenapa? Karena dia akan ragu memahami apakah cinta benar yang dirasanya saat ingin menikah atau tidak. Cinta sebenarnya sederhana, ingin sama-sama bahagia. Sudah itu saja. Sehingga keraguan seseorang ingin menikah nanti dikarenakan dia tidak yakin pasangannya adalah cintanya, atau dia masih terkenang dan ingin menikah dengan cinta yang lain (entah itu cinta lama atau cinta yang baru ditemuinya lagi).
Maklumi saja, tapi juga jangan jadi pengumbar cinta. Ketika cinta tidak berjodoh ya sudah mau diapakan lagi. Mau menyabotase pernikahan mantan? atau menyabotase pernikahan cinta bertepuk sebelah tangan? Bisa-bisa kita digelandang ke kantor polisi. Hehe. Jadi sudah jelas kan? Kenapa tidak harus ambil pusing dengan cinta yang tidak berjodoh? Hidup hanya sekali. Bahagia juga kalau bisa gampang kenapa dibuat sulit. Jadi, biarlah dirimu menjalani cinta yang jatuh bangun itu apa adanya.
Subscribe to:
Posts (Atom)